Citarum Harum

Membenahi pencemaran Sungai Citarum tidaklah mudah. Limbah atau sampah, tak berhenti mengalir di Sungai Citarum bila masyarakat tak mengubah perilaku.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Anang Sudarna menyebut Sungai Citarum tercemar karena kebiasaan buruk membuang sampah atau limbah yang dilakukan masyarakat dan industri.

“Ini persoalan perubahan kebiasaan, karena masyarakat kita ini terbiasa buang sampah ke sungai akhirnya jadi tercemar lalu terjadi lagi banjir,” ucap Anang kepada Medcom.id, Kamis 25 Januari 2018.

Namun menurutnya, pengangkutan sampah di kabupaten maupun kota Bandung juga belum maksimal. Masih ada 70 persen masyarakat yang tidak terangkut.

“Ada 1.500 ton sampah per harinya yang keangkut itu hanya 350 ton saja,” ucapnya.

Pihaknya terus menyosialisasikan program pemerintah untuk melestarikan Sungai Citarum lewat gerakan Citarum Bestari. Program Pemprov Jabar bersama Kodam III Siliwangi ini bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk membersihkan sungai Citarum.

“Sekarang lumayan, seperti sungai di Cijagra, Buah Batu,  dan Citepus sudah mulai bersih. Walaupun ada beberapa sampah masih ditemukan di titik-titik tertentu,” paparnya.

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat juga menekankan ke setiap industri sekitar Citarum agar tidak membuang limbah. Dia pun tak segan-segan akan menutup industri yang membandel.

Melibatkan TNI

Sementara itu, pembenahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan Sungai Citarum juga melibatkan TNI. Di Sumedang misalnya, pemerintah Jawa Barat melibatkan Kodim 0610 Sumedang untuk memantau dan sosialisasi ke masyarakat.

“Kita berikan pengertian soal pemeliharaan sungai ini mulai dari keluarga (masyarakat) bagaimana kita bisa mengolah sampah mana sampah organik dan non organik,” ucap Dandim 0610/Sumedang Letkol Infanteri I Made Mertha kepada Medcom.id.

Dia pun mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah. Misalnya membuat pupuk dari sampah organik atau mendaur ulang plastik.